Pengembangan Jamu Sebagai Warisan Budaya
|  | 
| Ramuan Jamu | 
Jamu adalah obat tradisional berbahan alami warisan budaya yang telah
 diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi untuk 
kesehatan. Pengertian jamu dalam Permenkes No.003/Menkes/Per/I/2010 
adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan 
mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut 
yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat 
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Sebagian 
besar masyarakat mengkonsumsi jamu karena dipercaya memberikan andil 
yang cukup besar terhadap kesehatan baik untuk pencegahan dan pengobatan
 terhadap suatu penyakit maupun dalam hal menjaga kebugaran, kecantikan 
dan meningkatkan stamina tubuh. Menurut WHO, sekitar 80 % dari penduduk 
dibeberapa negara Asia dan Afrika menggunakan obat tradisional untuk 
mengatasi masalah kesehatannya, sedangkan beberapa negara maju, 70%-80% 
dari masyarakatnya telah menggunakan beberapa bentuk pengobatan 
komplementer atau alternatif serta obat herbal.
Sejarah tentang jamu dapat kita telusuri dari beberapa bukti sejarah yang ada. Diantaranya adalah:
Hingga saat ini keberadaan jamu terus berkembang, hal in tercermin pada permintaan terhadap jamu yang terus mengalami peningkatan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, tetapi apabila dibandingkan dengan permintaan obat modern dari industri farmasi nasional, permintaan produk jamu masih kalah jauh. Analisis tentang permintaan jamu hingga tahun 2010 memberikan hasil jumlah permintaan terhadap produk jamu masih lebih rendah yaitu pasar obat modern sebesar Rp 37,5 trilyun dan obat herbal hanya Rp 7,2 trilyun. Walaupun pangsa pasar industri jamu masih tetap rendah dibandingkan dengan industri farmasi tetapi pertumbuhan pangsa pasar industri jamu jauh lebih baik dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan industri farmasi yang malah mengalami penurunan.
Mengapa jamu mengalami peningkatan? Trend saat ini yang serba back to nature menyadarkan masyarakat akan pentingnya penggunaan bahan alami terhadap segala aktivitas kehidupan terutama yang menyangkut tentang kesehatan. Kebanyakan orang telah mengerti bahwa penggunaan obat tradisional selain harganya yang murah, mudah diperoleh, juga memberikan sedikit efek samping terhadap kesehatan. Hal tersebut memberikan peluang pasar yang perlu direspon dengan baik melalui perencanaan produksi yang tepat baik jenis, kuantitas, kualitas, maupun kontinuitas sehingga keberadaan jamu harus terus berkembang.
Sejarah tentang jamu dapat kita telusuri dari beberapa bukti sejarah yang ada. Diantaranya adalah:
- Dokumentasi tertua tentang jamu yang terdapat pada relief Candi Borobudur (tahun 772 SM), dimana terdapat lukisan tentang ramuan obat tradisional atau jamu.
- Relief-relief pada Candi Prambanan, Candi Penataran (Blitar), dan Candi Tegalwangi (Kediri) yang menerangkan tentang penggunaan jamu pada zaman dahulu
- Kitab yang berisi tentang tata cara pengobatan dan jenis-jenis obat tradisional
- Pada tahun 991-1016 M, perumusan obat dan ekstraksi dari tanaman ditulis pada daun kelapa atau lontar, misalnya seperti Lontar Usada di Bali, dan Lontar Pabbura di Sulawesi Selatan. Beberapa dokumen tersebut telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maupun bahasa asing.
- Pada masa kerajaan-kerajaan di Indonesia, pengetahuan mengenai formulasi obat dari bahan alami juga telah dibukukan, misalnya Bab kawruh jampi Jawi oleh keraton Surakarta yang dipublikasikan pada tahun 1858 dan terdiri dari 1734 formulasi herbal
Hingga saat ini keberadaan jamu terus berkembang, hal in tercermin pada permintaan terhadap jamu yang terus mengalami peningkatan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, tetapi apabila dibandingkan dengan permintaan obat modern dari industri farmasi nasional, permintaan produk jamu masih kalah jauh. Analisis tentang permintaan jamu hingga tahun 2010 memberikan hasil jumlah permintaan terhadap produk jamu masih lebih rendah yaitu pasar obat modern sebesar Rp 37,5 trilyun dan obat herbal hanya Rp 7,2 trilyun. Walaupun pangsa pasar industri jamu masih tetap rendah dibandingkan dengan industri farmasi tetapi pertumbuhan pangsa pasar industri jamu jauh lebih baik dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan industri farmasi yang malah mengalami penurunan.
Mengapa jamu mengalami peningkatan? Trend saat ini yang serba back to nature menyadarkan masyarakat akan pentingnya penggunaan bahan alami terhadap segala aktivitas kehidupan terutama yang menyangkut tentang kesehatan. Kebanyakan orang telah mengerti bahwa penggunaan obat tradisional selain harganya yang murah, mudah diperoleh, juga memberikan sedikit efek samping terhadap kesehatan. Hal tersebut memberikan peluang pasar yang perlu direspon dengan baik melalui perencanaan produksi yang tepat baik jenis, kuantitas, kualitas, maupun kontinuitas sehingga keberadaan jamu harus terus berkembang.
sekian yang dapat saya sampaikan.......
semoga bermanfaat...





 

0 komentar:
Posting Komentar